Hakikat Zikir Khafi: Membangun Kerinduan dengan Allah
Hakikat Zikir Khafi
 
Hakikat zikir khafi sesungguhnya membangun kerinduan yang sangat kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tidak sekedar mengingat.
 
Ketulusan hati seseorang yang beriman kepada Allah pasti bukan karena keterpaksaan. Jika diperintahkan oleh Allah untuk berzikir di dalam hati (khafi), maka dia pasti sangat menyambutnya dengan penuh suka cita.
 
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai" (QS. Al-A'raaf: 205).
 
Zikir khafi, hakikatnya, kini tak lagi hanya merupakan perintah yang harus diikuti, melainkan sebagai kebutuhan seorang perindu. Hatinya terpaut cinta kepada Allah melebihi cinta kepada apa dan siapa pun.
 
Baginya dalam menjalin cinta kepada Tuhannya azza wa jalla seakan tak ada yang dapat menghalanginya. Fokus cintanya kepada Allah laksana seorang prajurit yang tak mengenal rasa takut menghadapi musuh-musuhnya.
 
Begitu besar perjuangannya dalam meraih cinta dari Mawla-nya. Tuhan ada dalam setiap detik dia berkata-kata dan bertindak, senantiasa Allah disebut-sebut di dalam qalbunya. Diamnya tak berarti pasif tidak berkata-kata.
 
Tidurnya seakan tak pernah berhenti mengejar rasa rindu kepada-Nya. Tiada waktu selain hanya ada Dia di hati. Allah...Allah...Allah...,

Selalu Rindu, Itulah Hakikat Zikir Khafi

Pilihan kalimat yang tepat untuk menyebut zikir khafi adalah zikir yang dilakukan secara tersembunyi di dalam hati karena selalu rindu kepada Allah. Itulah hakikat dari zikir khafi
 
Rasa rindu yang sedemikian memuncak meniscayakan seorang hamba tak pernah berhenti menyebut-nyebut nama-Nya, memuji-Nya, mengandalkan-Nya, selalu bermohon ampunan kepada-Nya, berlindung kepada-Nya, juga senantiasa selalu merenung atas apa yang menjadi ciptaan Allah di langit dan di bumi.
 
Tertanam sangat kuat di dalam hatinya akan keluasan kasih sayang Allah. Tak ada waktu baginya, selain terus berjuang meluluhkan hatinya di dalam kepastian akan kemaujudan Allah dalam kehidupannya sebagai seorang hamba.
 
Dia-lah Tuhan Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar. Allah telah menyatakan Diri-Nya mengetahui bisikan hati.
 
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya" (QS. Qaaf: 16).
 
Kerinduan seseorang yang telah menyatakan dirinya beriman kepada Allah sangatlah diketahui oleh Allah akan isi hatinya.
 
Hati yang bagaimana? Tentu saja hati yang selalu berzikir menyeru asma-Nya di setiap keadaan dan waktu, saat berdirinya, duduknya dan berbaringnya, baik di waktu pagi, siang, petang dan malam.
 
Orang beriman yang sangat merindukan Allah, dia tak pernah mengabaikan perintah Allah yang telah sampai kepada Rasulullah saw di dalam Al-Quran:
 
"Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman" (QS. An-Nisa: 103). 
 
Balasannya pasti setimpal dengan perjuangannya dalam merindukan-Nya. Dia (Allah) mengganjari dengan pahala dan ketenangan jiwa, merindukannya dan menganugerahkan karunia yang banyak. Allah menyebutnya di dalam Al-Quran: "Al-hikmah". 

Bangun Kerinduan dengan Keikhlasan

Dalam bahasa yang sangat sederhana, ikhlas itu berarti lahirnya kesadaran untuk menerima perintah dan larangan Allah tanpa pamrih dan keterpaksaan.
 
Jika Allah telah memerintah untuk berzikir di hati (zikir khafi), maka orang beriman yang ikhlas akan menjalankan perintah-Nya tidak disertai oleh rasa terpaksa dan tidak dengan disertakan dalam hatinya karena ada sesuatu yang diinginkan oleh dirinya atau nafsunya.
 
Betapa sulitnya untuk memenuhi kriteria tersebut. Bukankah ikhlas itu merupakan karakteristik orang yang telah berserah diri? Bagaimanakah membangun kerinduan dengan keikhlasan?
 
Muatan ikhlas itu adalah adanya pengakuan yang sangat kuat di dalam hati, bahwa Allah adalah benar-benar Tuhan yang selalu menepati janji-Nya. Tak ada sekecil apa pun yang diperbuat oleh orang-orang beriman selain Allah akan membalasnya setimpal, bahkan hanya seberat biji (zarah).
 
Perjuangan kita untuk berbuat mengikuti yang Allah kehendaki akan dibalas dengan keridaan. Kepatuhan dan ketundukan harus menjiwai dalam beribadah.
 
Maka, berjuang untuk melepaskan keragu-raguan akan menambah keyakinan yang kuat atas kebenaran firman Allah. Dalam janji Allah atas orang-orang yang berzikir, Dia telah menyebutkan:
 
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152).
 
Untuk membangun kerinduan kepada Allah, maka pertama-tama yang harus ditanamkan di dalam hati adalah meyakini atas kebenaran firman Allah. Bahwa Allah pasti mengingat orang-orang yang mengingat-Nya.
 
 
Allah akan membalas orang-orang yang selalu berzikir khafi menyebut asma-Nya tiada henti dengan sebanyak-banyaknya tanpa perhitungan. Ukuran banyak itu menjadi relatif sedikit jika dibatasi dengan jumlah.
 
Sebanyak-banyaknya berzikir khafi dijalankan sesuai yang Allah kehendaki, yakni di saat berdiri, duduk dan berbaring tanpa jumlah. Relativitas terjadi antara satu orang dengan yang lainnya. Berzikir khafi satu jam saat berdiri tidak sama dengan berzikir khafi saat berdiri selama 2 jam. Demikian juga dalam keadaan duduk atau berbaring.
 
Rasa rindu karena tiada berhenti berzikir khafi di dalam hati sangat meniscayakan terjadinya. Allah-lah yang menurunkan rasa kerinduan itu oleh sebab hamba-Nya telah bersungguh-sungguh mengingat-Nya. Kerinduannya terjadi bukan karena dibatasi oleh jumlah bilangan dan waktu berzikir khafi, melainkan karena keistiqamahannya dalam berzikir khafi sebagaimana yang dikehendaki Allah.
 
Diawali dengan diturunkannya ketenangan, lalu bertambahlah keimanannya. Semakin istiqamah dalam berzikir khafi, maka semakin mendalam kerinduan kepada-Nya. Bertambahlah dekat hati seorang hamba kepada-Nya. 

3 thoughts on “Hakikat Zikir Khafi: Membangun Kerinduan dengan Allah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top