Para pejuang di jalan Allah hatinya selalu berzikir, tidak banyak berpikir, mengapa?
Berzikir, dalam konsepsi al-quran, adalah suatu perwujudan untuk tidak melupakan Tuhannya azza wa jalla, diekspresikan di dalam hati.
"Dan sebutlah nama Tuhanmu di hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut" (QS. Al-A'raaf: 205).
Karena itu, yang disebut seorang pezikir adalah orang beriman yang telah memenuhi kehendak Allah tidak melupakan Diri-Nya di dalam hatinya dengan menyebut asma-Nya yang dilakukan secara istiqamah saat bediri, duduk dan berbaring.
Sedangkan berpikir adalah suatu proses mengekspresikan informasi yang tersimpan di dalam laci memori -- hasil dari membaca dan mendengarkan -- untuk ditransformasikan ke dalam sistem saraf otak.
Otak akan bekerja sejalan dengan tingkat kecerdasannya, yang masing-masing orang memiliki kapasitas kemampuan yang berbeda.
Para Pejuang di Jalan Allah
Lalu siapakah para pejuang di jalan Allah itu?
Orang-orang yang berjuang di jalan Allah, sangat jelas, berbeda dengan mereka yang tidak berjuang di jalan-Nya.
Para pejuang di jalan Allah adalah kaum mukmin yang telah mengikuti perintah Allah agar menjadi orang yang bertakwa kepada-Nya.
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al-Ma'idah: 35)
Dari ayat tersebut, kaum mukmin telah diwajibkan untuk berjuang di jalan Allah melalui perantaraan atau jalan (wasilah) untuk mencapai derajat takwa (telah dekat dengan Allah).
Siapakah wasilah orang beriman yang berjuang di jalan Allah itu?
Untuk mencapai maqam takwa, sebagaimana disebut ayat tersebut, wasilah yang pastinya harus dicari adalah orang yang telah mencapai derajat takwa sebenar-benar bertakwa kepada Allah swt.
Kedudukan orang yang telah mencapai derajat takwa yang sebenar-benar bertakwa adalah guru (mursyid) bagi para pejuang (kaum mujahid) di jalan Allah. Tanpa bimbingan dan pengajaran dari beliau, maka Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana tidak meridhainya.
Berwasilah merupakan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Keridhaan Allah telah ditetapkan kepada Sang Mursyid. Dengan keridhaan-Nya, kedudukan seorang mursyid diangkat derajatnya menjadi waliyyan mursyida (guru yang dapat membimbing dan menunjuki ke jalan Allah).
Beliau sesungguhnya adalah seorang ahli zikir, ahli hikmah dan ahli tasawuf.
Wajib Zikir Khafi
Jalan Allah adalah jalan kesucian. Maka, bagi siapa pun kaum mukmin yang menempuh perjalanan suci atau jihad fi sabilillah, dia wajib menyucikan hatinya.
Menyucikan hati hakikatnya adalah memerangi hawa nafsu. Kata Nabi saw, "Jihadul akbar jihadun nafs" -- perang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu.
Takkan dapat dicapai hati dalam keadaan suci bersih jika hawa nafsu dibiarkan menguasai jiwa.
Allah swt telah berfirman:
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Yusuf: 53).
Dengan kodrat diri (nafs) manusia sedemikian diciptakan Allah, maka berjuang memerangi hawa nafsu agar tidak mencemari hati (ruhaniah) tidak lagi dapat tertolak.
Strategi perang melawan hawa nafsu harus dilakukan.
Tanpa bimbingan dari ahlinya (Panglima Perang), maka sulit bagi siapa pun kaum mukmin yang sedang berjuang di jalan Allah dapat menaklukkan musuh yang nyata ('aduwwun mubin), setan laknatullah 'alaih.
Karena itu, dihadirkannya oleh Allah seorang waliyyan mursyida untuk membimbing dan mengajarkan strategi perang melawan hawa nafsu merupakan perwujudan kasih sayang dan kebijaksanaan Allah azza wa jalla.
Sepatutnya Anda ketahui, sekali lagi, waliyyan mursyida adalah seorang ahli zikir, ahli hikmah dan ahli tasawuf.
Capaian kedudukan beliau telah dilampaui dalam perjalanan hidupnya menuju ke hadirat Allah swt. Tanpa henti hatinya selalu berzikir, bertasbih dan selalu berlindung kepada Allah swt.
Beliau hadir untuk memberikan pencerahan atas kegelapan hidup yang selalu menelikung jiwa banyak kaum mukmin yang tidak mengetahui perkara-perkara gaib. Strategi perang melawan hawa nafsu yang telah dijalankan oleh beliau adalah zikir khafi.
Silakan baca: Zikir Khafi Strategi Perang Melawan Hawa Nafsu.
Zikir yang dilakukan secara tersembunyi di dalam hati (zikir khafi) selain dapat memberikan ketenangan, juga merupakan suatu proses penyucian jiwa (hati-ruhaniah).
Silakan baca: Penyucian Jiwa Melalui Zikir Khafi
Karena itulah para pejuang di jalan Allah harus berada bersama dengan wasilahnya (waliyyan mursyida) untuk berjuang memerangi hawa nafsu dengan strategi perang "zikir khafi."
Itu berarti bahwa para pejuang di jalan Allah hatinya selalu berzikir ditambah selalu bertafakur, bertasbih dan selalu berlindung kepada Allah dari segala bentuk kejahatan makhluk, baik saat berdiri, duduk dan berbaring.***
One thought on “Para Pejuang di Jalan Allah Hatinya Selalu Berzikir”