Adakah Pengajaran di Majelis Dzikir Tawashow (MADZIKTA)?

pengajaran

Kata "zikir" tidak saja memiliki makna mengingat dengan menyebut asma Allah, juga harus dilakukan penyebutannya melalui proses pengajaran yang dibimbing oleh ahlinya, yaitu ahli zikir.

"Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada ahli zikir (orang-orang yang diberi ilmu oleh Allah), jika kamu tiada mengetahui." (QS. Al-Anbiyaa': 7).

madzikta

Seorang ahli zikir dalam pandangan Allah adalah seorang Guru (mursyid) yang mengajarkan zikir, menuntun, membimbing, melindungi, mendoakan para murid (salik) dalam menekuni perintah wajib Allah di dalam Al-Quran:

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya" (QS. Al-Ahzab: 41).

hati tenteram

Buah berzikir telah disebutkan oleh Allah di dalam Al-Quran:

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram" (QS. Ar-Ra'd: 28). 

Hatinya tenang (tenteram). Pengajaran yang sangat berguna bagi para salik (murid) dalam berzikir, tentu saja, akan memberikan semangat (ghirah) dalam beribadah. 

penyucian jiwa

Berubahnya suasana jiwa seorang salik (menjadi tenteram) meniscayakan untuk bertambahnya rasa keberimanan kepada Allah swt. Hal demikian telah diterangkan oleh Allah:

"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. Al-Fath: 4).

Proses menuju pertambahan keimanan telah dipersiapkan oleh Allah bagi para pezikir. Ketenteraman jiwa mengait erat dengan bertambahnya keimanan.

pengajaran

Sebagai guru (mursyid), seorang ahli zikir tidak mendiamkan para salik dalam berzikir. Dengan keluasan ilmu Allah yang telah tertanam di dalam dadanya, seorang ahli zikir telah diajarkan memahami perkembangan jiwa para muridnya. Terus memantau dan mengevaluasi setiap waktu keadaan hati-ruhaniahnya dalam menghadap kepada Allah.

Tujuan dari berzikir adalah ketenteraman, yang dengan ketenteraman itu, para salik mulai merasakan perubahan jiwa menuju kepada suatu keadaan yang berdampak positif terhadap keberimanannya kepada Allah.

Pada tahap ini, seorang salik mulai menyadari akan kebenaran firman Allah tentang zikir benar-benar telah berdampak positif bagi dirinya. 

Keridaan Allah  terhadap seorang ahli zikir sangat meniscayakan bagi dirinya mengajarkan sekaligus membimbing menuju kepada cahaya-Nya. Allah swt telah mempertegas bahwa Dia hendak membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki.

"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu"  (QS. An-Nuur: 35).

Cahaya Allah (nurullah) sampai kepada hati-ruhaniah seorang hamba (salik) karena bimbingan Allah melalui perantaraan atau jalan (wasilah) seorang ahli zikir.

Melalui wasilah inilah Allah telah mewajibkan bagi orang-orang beriman untuk bertakwa kepada-Nya dan berjuang di jalan-Nya supaya mendapat keberuntungan.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan"  (QS. Al-Ma'idah: 35).

Cahaya Allah sampailah ke hati para pezikir karena hatinya yang berzikir, sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah di dalam Al-Quran:

"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai" (QS. Al-A'raaf: 205).

Karena itulah, di Majelis Dzikir Tawashow para salik diajarkan untuk berzikir tersembunyi di dalam hati (zikir khafi). Sekaligus juga diajarkan Al-Quran sebagai pedoman yang sangat kuat untuk mengetahui perkara-perkara yang masih sangat sulit dijangkau oleh akal manusia. Pengajaran berjalan mengikuti petunjuk yang ada di hati seorang ahli zikir (waliyyan mursyida) atas karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadanya. 

Di dalam Al-Quran banyak mengandung Al-Hikmah. Atas seizin Allah, seorang ahli zikir diperkenankan mengajarkan Al-Hikmah karena karunia Allah telah sampai kepadanya.

"Allah menganugerahkan Al-Hikmah (pemahaman yang mendalam tentang Al-Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi Al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)" (QS. Al-Baqarah: 269). 

Atas dasar itulah, di Majelis Dzikir Tawashow setiap murid (salik) akan mendapatkan:

Pengajaran Al-Quran di Majelis Dzikir

(yang menuntun tata cara berzikir di dalam hati), sekaligus penyucian jiwa dengan membacakan ayat-ayat pilihan.

Pengajaran Apa yang Belum Kamu Ketahui

oleh para salik (murid) yang, tentu saja, sangat banyak tak dapat terjangkau oleh akal manusia.

Rahasia Pengajaran Al-Hikmah

(yang mengantarkan kepada kebenaran isi Al-Quran), sekaligus pembuktian akan kemahakuasaan Allah atas segala sesuatu.

Semua ini telah diterangkan oleh Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana, bahwa Rasulullah saw juga mengajarkan hal demikian.

"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui" (QS. Al-Baqarah: 151)

Scroll to Top