Rahasia Kalimat Basmalah
Rahasia Kalimat Basmalah
 
Inilah kalimatillah basmalah, Bismillahirrahmanirrahim, yang merupakan dasar bagi kaum Muslim untuk senantiasa mengucapkannya dalam berbagai aktivitas, jauh sebelum aktivitas itu dilaksanakan. Ada rahasia kalimat basmalah yang belum diketahui
 
"Kalimat Pembuka Aktivitas" ini ditujukan untuk menyadari akan kedudukan Allah sebagai Tuhan yang memiliki asma, yang dengan asma-Nya tersebut, setiap yang mengimani-Nya tidak boleh mengabaikan-Nya.
 
Mengabaikan Allah dari kehidupan sama dengan berupaya meniadakan-Nya dari kehidupan dirinya sebagai Muslim. Islam telah dihadirkan atas keridaan Allah.
 
Maka, siapa pun yang telah berikrar dengan dua kalimat syahadat, suka tidak suka dan mau tidak mau, "Kalimat Pembuka Aktivtas" tak dapat diabaikan begitu saja.
 
Ada rahasia apa dengan Kalimat Basmalah sebagai "Kalimat Pembuka Aktivitas" tersebut?
 
Subhanallah, Maha Suci Allah dari segala yang menyekutukan-Nya, berbuat tanpa bersandar kepada asma-Nya (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) takkan beroleh keluasan kasih sayang-Nya.
 
Allah swt sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang takkan membiarkan kaum mukmin untuk mengajari bagaimana yang terbaik dalam kedudukannya sebagai seorang hamba Allah ('abdullah), selain menunjukkan rahasia-Nya untuk segera diraih.
 
Rahasia yang disandarkan kepada kalimat-kalimat-Nya, asma-asma-Nya dan kedudukan-Nya sebagai Tuhan dapat membuka "Pintu Keberkahan" bagi kaum mukmin yang meyakininya tanpa ada keraguan.
 
"Bismillahirrahmanirrahim" bukanlah kalimat yang tiada mengandung kekuasaan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, selain menyandarkan dengan kalimat-Nya tersebut "mempersilakan" Allah untuk menurunkan rahmat-Nya.
 
Bagaimanakah jika Allah menurunkan rahmat kepada seorang hamba? Allah berbuat menurunkan rahmat pastilah menurunkan kepastian akan kedudukan-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Berkuasa tanpa mengingkari janji-Nya.
 
Sayang jika sudah mengaku beriman, tetapi tidak mau berbuat sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Allah di dalam Kitab Suci-Nya.
 
Lalu, bagaimana jika kedudukan seorang hamba tertolak dari kedudukan Allah sebagai Tuhan lantaran keengganan dan keragu-raguan terhadap kebenaran ayat-ayat-Nya? Jika tidak ragu, mengapa masih menunda waktu hidup di dunia yang takkan lama ini?***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top