Pilihan Allah Pasti yang Terbaik
pilihan allah pasti yang terbaik
 
Pilihan Allah untuk seorang hamba pasti yang terbaik. Sedangkan pilihan yang diinginkan hawa nafsu pasti buruk (jahat).
 
Dalam kehidupan di dunia ini, setiap diri akan berhadapan dengan kedua pilihan tersebut. Adakah pilihan terbaik dapat dijadikan sebagai dasar untuk berbuat dalam banyak aspek kehidupan di dunia ini, atau sebaliknya, terpilih yang buruk atau jahat untuk memenuhi kepuasan yang merugikan? Semua terserah kepada setiap diri untuk memilihnya.
 
Allah Yang Maha Mulia telah menjelaskan semuanya di dalam Al-Quran. Alangkah indahnya hidup dipenuhi dengan kehendak Allah karena Dia (Allah) adalah Tuhan Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.

Apa pun yang Dikehendaki Allah Pasti Tidak Merugikan

Apa pun yang dikehendaki Allah, maka hasilnya adalah yang tidak merugikan dan menyengsarakan seorang hamba.
 
Pilihan untuk mengikuti kehendak Allah ternyata sangat tidak disukai oleh iblis laknatullah 'alaih, maka tidak semua kaum mukmin dengan sangat mudah mengikuti kehendak-Nya jika tanpa sebuah perjuangan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.
 
Karena itu, beribadah yang dikehendaki Allah pasti berbeda dengan beribadah karena terdorong oleh keinginan hawa nafsu. Adakah setiap diri memahami ibadah karena Allah berbeda dengan ibadah karena terpaksa?
 
Ibadah karena Allah diletakkan pada ketulusan hatinya dalam menyembah kepada-Nya, sedangkan ibadah karena terpaksa didasarkan hanya karena sekedarnya saja untuk memenuhi kewajiban.
 
Berbuat baik itu adalah kewajiban, misalnya, lalu adakah berbuat baik itu karena Allah atau karena terpaksa?
 
Jika berbuat baik demi memenuhi keinginan hawa nafsu untuk meraih pujian, maka berbuat baiknya tidak tulus. Adakah pahalanya dapat diperoleh?
 
Berbuat baik yang demikian, pahalanya tidak akan diperoleh selain hanya mendapat pujian semata-mata. Maka, merugilah orang yang berbuat baik karena terdorong keinginan hawa nafsu, yang dilakukan hanya untuk memperoleh pujian.
 
Berbuat baik mengikuti kehendak Allah membutuhkan kesucian jiwa untuk menjalankannya. Artinya, selama hati kita masih tercemari oleh penyakit-penyakit hati, terasa masih sangat sulit untuk membedakan antara perintah dari Yang Hak dengan bisikan dari yang batil.
 
Kebeningan hati sudah sepatutnya diperjuangkan dengan tidak pernah melupakan Allah di hati (zikir khafi). Insya Allah, di dalam hati ada pesan-pesan kebenaran yang mudah ditangkap sebagai petunjuk pelaksanaan untuk setiap perbuatan dan perkataan yang dikehendaki Allah.***
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top