Asma-Asma Allah yang Terindah dalam Zikir di Hati
asmaul husna
Jumlah nama Allah dalam Al-Quran
 
Asma-asma Allah yang terindah dalam zikir di hati, adakah satu asma-Nya yang menarik perhatian? Makna indah tidaklah disamakan dengan sebuah pandangan penglihatan zahir melainkan indah dalam rasa batiniah.

Kertarikan Hati Terhadap Asma-Asma Allah 

Kepekaan jiwa dalam merespon asma Allah, ternyata, tidak sama antara satu jiwa dengan jiwa yang lain. Anda (baca: jiwa Anda), misalnya, sangat boleh jadi lebih tertarik menyebut asma Ar-Rahim (baca: Ya Rahim -- Duhai Yang Maha Penyayang), sedangkan jiwa yang lain lebih tertarik pada asma Al-'Adhim (baca: Ya 'Adhim -- Duhai Yang Maha Agung).
 
Mengapa terdapat ketertarikan yang berbeda antara jiwa yang satu dengan yang lainnya terhadap asma-asma allah?
 
Sejalan dengan tingkat ketertarikan jiwa, maka terjadinya perbedaan lebih menunjukkan kondisi masing-masing jiwa dalam merespon asma-asma Allah tidak sama.
 
Asma Allah akan lebih menonjol jika suasana batiniah jiwa atau hati seorang hamba sangat membutuhkan keindahan suatu asma Allah untuk disebut. Ada kekuatan jiwa yang berbeda pada setiap orang.
 
Kekuatan jiwa adalah suasana batiniah jiwa yang dapat mempengaruhi hati sangat tertarik atau tidak tertarik terhadap asma-asma Allah untuk disebut.
 
Sebagai contoh asma Ya Rohim yang disebut oleh seorang hamba di dalam hatinya menunjukkan adanya kekuatan jiwa yang sedang membutuhkan keindahan atas asma Allah tersebut.

Keindahan Asmaul Husna Tidak Berubah

Sesungguhnya asma-asma Allah itu sangat baik (asmaul husna). Bukan karena tertarik atau tidaknya jiwa seseorang menyebut asma Allah, kemudian berubahlah keindahan dari asmaul husna tersebut.
 
Keindahan terungkap karena setiap asma Allah disebut bergetarlah hati seseorang yang menyebutnya. Cahaya-Nya menyelimuti hatinya.  
 
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal," (QS. Al-Anfal: 2).
 
Sejalan dengan janji Allah, maka orang beriman yang berzikir dengan asma-asma Allah menjadi tenanglah hatinya.
 
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28).
 
Sangat jelas bahwa hati kaum mukmin pada akhirnya mendapati keindahan atas asma-asma Allah mana pun yang diseru atau disebut dengan lahirnya ketenangan di dalamnya. 
 
Dengan tegas Allah telah memerintahkan untuk menyeru asma-Nya mana saja yang disukai oleh hati.
 
"Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik)..." (QS. Al-Isra':110).

Menyeru Asma Allah di Hati

Keindahan yang dirasakan oleh hati ketika menyebut asma Allah sangat nyata. Secara berulang, pada tahap awal, hati memang bergemetar ketika menyebut asma Allah. 
 
Tetapi, dengan tidak pernah berhenti atau istiqamah, maka hati pun merasakan ada suasana yang menenangkan. Terasa indah dan sejuk. 
 
Allah swt, karena itu, telah memerintahkan untuk menyebut asma-Nya di hati yang harus disertai dengan cara merendahkan diri dan rasa takut.
 
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf: 205).
 
Perintah tersebut sesungguhnya merupakan hak Allah yang hendak mengajarkan kepada orang-orang beriman agar mengenal siapakah sesungguhnya Diri-Nya. Dia-lah Allah Tuhannya manusia, Rajanya manusia dan sesembahannya manusia (Rabbinnas, Malikinnas, Ilahinnas).
 
Bertumpu pada hati saat menyebut asma Allah karena telah menjadi ketetapan Allah untuk orang-orang beriman yang tertarik terhadap perintah Allah tersebut. 
 
Adakah Allah tidak mendengarkan hati kaum mukmin yang sangat suka menyebut asma-Nya? Dengan tegas telah dikatakan oleh Allah bahwa sesungguhnya Dia mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya.
 
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya," (QS. Qaaf: 16).
 
Hal demikian sesungguhnya karena Allah telah berketetapan bahwa hati merupakan "wadah" yang di situ Dia (Allah) bersemayam di dalamnya.
 
Istilah bersemayam dimaknai sebagai Allah telah ridha pada hati yang tidak pernah diam menyebut-nyebut Diri-Nya secara istiqamah, melainkan Allah akan menjadi semakin dekat dengan hamba-Nya. Bahkan, Allah dengan ridha berada terus bersama hamba-Nya. "Aku bersama kamu."
 
Subhanallah betapa indahnya telah terjalin hubungan yang sedemikian mesra antara Allah sebagai Raja dengan manusia sebagai hamba-Nya.
 
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top