Keterbatasan Waktu di Dunia

keterbatasan waktu hdup di dunia

 
Keterbatasan waktu di dunia sangat dapat dirasakan. Setiap orang tak dapat memungkiri.
 
Bangun pagi, sebentar sudah beranjak siang, tiba-tiba waktu sudah berganti menjadi malam, pagi lagi dan secara tidak disadari usia sudah bertambah satu tahun, dua tahun dan seterusnya...
 
Awalnya masih kanak-kanak, berubah menjadi remaja, dewasa dan akhirnya lanjut usia. Tidak terasa bahwa setiap diri mengalami hal semacam itu.
 
Hidup di dunia memang sangat sebentar, seolah tiada lagi sesuatu yang dapat diperbuat, melainkan hanya menunggu kematian.
 
Putaran waktu begitu cepat berubah, dari 0 menuju angka 24 jam dalam sehari. Tak ada yang dapat mengembalikan putaran waktu tersebut, melainkan penantian batas waktu (ajal) semakin bertambah dekat.
 
Jika setiap diri mau menyadari putaran waktu hidupnya, tentu saja dia takkan menyia-nyiakan kesempatan untuk mengikuti apa yang sudah digariskan oleh Sang Maha Pencipta.
 
Allah swt sebagai Tuhan telah banyak mengingatkan dari zaman ke zaman akan keberadaan semua makhluk-Nya, khususnya manusia sebagai diri yang telah mendapat amanat untuk hanya menyembah kepada Allah.
 
Kini sebagai diri yang sudah mengerti akan kedudukannya sebagai seorang hamba Allah, tak ada lagi waktu untuk menjauhi Dia (Allah) Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana.
 
Mendekatkan diri adalah pilihan yang sangat menguntungkan untuk kehidupan seorang hamba, baik di dunia maupun di akhirat.
 
 
Seberapa besar perjuangan seseorang hamba dalam mendekatkan diri kepada Allah sangat menentukan apresiasi (anugerah) Allah terhadap perjuangannya.
 
 
Diawali dengan niat yang tulus, disertai dengan tekad hati yang sangat kuat, lalu segera untuk memulai berubah dari biasa-biasa saja menjadi bersungguh-sungguh dalam merespon apa yang menjadi kehendak Allah dalam berjuang menjalankan segala perintah dan larangan-Nya, akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap penilaian Allah atas perjuangan seorang hamba.
 
Hal sebaliknya, jika tetap malas untuk berjuang, maka takkan ada apresiasi yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba, selain sebatas memperoleh sesuai dengan tingkat kemalasannya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top