Cinta Sejati Seorang Hamba Kepada Allah
cinta seorang hamba
 
Cinta sejati seorang hamba kepada Allah berada di dalam rahmat-Nya. Sangat sulit ketika cinta kepada-Nya masih tereliminasi oleh cinta kepada selain-Nya akan berbuah cinta dari-Nya.
 
Cinta sejati seorang hamba harus benar-benar melebihi dari apa dan siapa pun. Allah tidak menyukai cinta seorang hamba kepada-Nya terbagi menjadi dua, yaitu pada satu sisi dia berjuang mencintai Allah, tetapi pada sisi lain dia masih suka kepada selain Diri-Nya.
 
Alangkah indahnya ketika cinta bersemi. Bagaikan bunga di taman sebarkan semerbak mewangi. Asmara kian penuh kemesraan seakan takkan dapat dipisahkan oleh apa dan siapa pun. Suci dan abadi.
 
Belaian kasih sayang pun tak terelakkan menambah keakraban dalam menjalin hubungan. Kesetiaan dalam bercinta membuahkan kesejukan jiwa yang membahagiakan.
 
Kiranya itu terjadi dalam berhubungan dengan Allah, maka tak ada satu pun yang dapat dibandingkan dalam pencurahan keluasan kasih sayang-Nya.
 
Sang Pecinta demikian dimabuk asmara yang menggetarkan karena keluasan rahmat-Nya tak pernah berhenti, selain terhanyut dalam belaian kasih sayang.
 
Kini, adakah kemesraan bercinta terjadi di dalam ruang kehidupan anak manusia ketika sedang menjalin hubungan dengan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Penyayang?
 
Betapa meruginya sekiranya membiarkan hidup tanpa cinta sejati dengan Dia Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi. Ataukah seolah hidup itu hanyalah menunggu habisnya sisa waktu tanpa makna, terbuang percuma?
 
Sangat disayangkan jika itu harus terjadi. Puluhan tahun berkelana di dunia hanya beroleh kesia-siaan. Ibarat ikan yang mati kelaparan karena derasnya ombak menggulung ke daratan, tak termanfaatkan dalam kehidupannya selain menjadi bangkai yang menjijikkan.
 
Memenuhi hidup dengan kemesraan menjalin hubungan antara seorang hamba dengan Tuannya laksana hidup berada di dalam sebuah kepastian tujuan yang hendak dicapai. Terlepas dari segala ketidakpastian, keragu-raguan dan keputusasaan. Bahtera kehidupan dapat dilampaui menuju tepi keindahan penuh kasih sayang dan kebahagiaan.
 
Duhai Keindahan 
Betapa diriku membutuhkan-Mu 
di setiap ruang hidupku, 
dalam sukaku dan dukaku 
Tak ada waktuku kan kubiarkan, 
selain kutunggu kemesraan-Mu 
 
Adakah kukini bisu tanpa untaian 
yang menyejukkan? 
Oh, kiranya aku tak mampu mengungkapkan, 
maka kusadari betapa luhurnya Diri-Mu 
Tak mungkin bagiku menggapai-Mu, 
selain diriku hanyalah menunggu secercah harapan 
Jangan biarkan diriku tanpa kehadiran-Mu 
Menunggu hidup tiada pasti lagi menyesakkan 
 
Duhai Kesetiaan
Terlalu haus diriku akan belaian kasih sayang-Mu 
Di sepanjang hidupku, 
hanyalah Diri-Mu yang kunanti 
Biarkanlah mereka mencemoohku, 
merendahkan dan menghinaku, 
karena kerinduanku kepada-Mu 
Bagiku, Engkau-lah harapanku 
 
Betapa suci Diri-Mu, 
sedangkan aku hanyalah seorang hamba 
Engkau adalah Tuanku, 
Yang Maha Indah lagi Maha Mulia 
Kehadiran-Mu sangat menyejukkan 
Kapan dan di mana pun Engkau berada 
Kusadari kini betapa aku membutuhkan-Mu
 

2 thoughts on “Cinta Sejati Seorang Hamba Kepada Allah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top